Berwisata Sejenak ke Stupa Sumberawan, Malang

Halo, kali ini kami menyambangi tempat sakral tapi menyenangkan di sebuah tempat terpencil yang penuh dengan kesegaran. Tak lain tak bukan, ya stupa sumberawan! *sesuai dengan judulnya* hihihi. Jadi awalnya kami berdua berniat datang ke tempat ini karena saya melihat beberapa posting instagram teman saya dan dia berkata tempat ini seperti surga kecil dipinggir kota. Karena penasaran ini lah, saya langsung mengajak naya untuk menyambangi tempat ini. Kalau kalian senang ke tempat bersejarah dan menyegarkan hati, bisa dicoba untuk datang kesini.

Tempatnya memang tidak jauh dari kota Malang, tapi saya menyebutnya terpencil, kenapa? Pertama, karena tidak ada angkutan umum yang masuk ke wilayah ini, jadi harus menggunakan kendaraan pribadi. Kedua, karena menuju tempat ini dibutuhkan ketelitian, soalnya susah menemukan lokasinya bila belum pernah datang sebelumnya. Setelah melewati Pasar Singosari lurus saja, nanti kalian akan menemukan gang di kiri jalan (dari arah Malang) setelah melewati markas kostrad, nah setelah belok ini kalian tinggal lurus terus sampai rasanya bosan setengah mati karena jalannya hanya lurus terus-terusan, tapi jangan ngebut ya karena ini daerah pemukiman, dan setelah akhirnya ketemu pertigaan, ambil jalan kiri dan mulai pasang mata untuk mencari papan arah stupa singosari di kanan jalan. Kalau sudah ketemu papan jalannya, jangan bingung kalau ternyata kalian harus melewati jalan dipinggir sawah, hihihi. Kalau kalian bawa motor, lebih baik sih dititipkan di warung di dekat situ, aman kok. Jangan seperti kami, yang memutuskan untuk membawa motor terus menuju lokasi, kebodohan! Jalan yang hanya muat satu jalur orang berjalan (mungkin hanya sekitar 50cm lebarnya), belum lagi batu-batu geronjal membuat perjalanan berasa off road! Dan harus hati-hati banget, soalnya sebelah kiri itu langsung sawah, sedangkan sebelah kanan itu parit kecil. Dan ternyata karena parit ini amat sangat bening, kami melihat beberapa orang mandi tanpa busana disini, gapapa sih tapi masalahnya yang mandi gak cuma anak kecil, tapi bapaknya juga! hiiiiiyy >.<

Sesampai disana, saya merasa sangat tidak menyesal datang kesini. Memang benar kata orang, bersakit-sakit dahulu bersenang-senang kemudian. Tempat yang indah memang susah dijangkau orang. Mengunjungi tempat bersajarah ini tidak dikenakan biaya, tapi kalau kalian ingin sedikit berbagi bolehlah memberi sang perawat candi berapapun, yang penting ikhlas.

Sebenarnya Stupa Sumberawan termasuk dalam kategori candi namun tidak dibangun layaknya candi-candi lainnya. Stupa Sumberawan tidak memiliki tangga dan tidak memiliki ruangan yang digunakan untuk menyimpan benda suci tetapi memiliki fungsi yang sama dengan candi buddha lainnya sebagai tempat pemujaan. Candi peninggalan Kerajaan Singhasari ini berasal dari abad 14, dalam prasasti Negarakertagama disebutkan bahwa, Sumberawan diidentifikasikan sebagai Kasurangganan atau Taman Surga Nimfa (taman yang dipenuhi oleh bidadari) dan telah dikunjungi oleh Raja Hayam Wuruk dari Majapahit di tahun 1359 pada saat mengadakan perjalanan keliling.* Kalau melihat lokasinya yang sejuk, tenang dan penuh dengan pemandangan indah, memang tepat ini sangat cocok untuk bermeditasi. Tak hanya pepohonannya yang rindang, ternyata tempat ini dahulu juga terdapat telaga dengan air yang sangat jernih yang berasal dari mata air Gunung Arjuna. Di tempat ini pun juga terdapat dua pertirtaan, yang pertama memiliki bentuk segidelapan dan terdapat relief kura-kura, tepat dibawahnya mengalirlah air yang bening menyegarkan. Sedangkan pertirtaan yang kedua terdapat patung Sang Dewi yang membawa gentong air yang melambangkan kesuburan. Seger banget pokoknya air disini, jadi jangan pernah coba-coba buat melakukan perusakan ya. Gw kutuk elo jadi patung kodok nanti!

IMG_2610
sumber foto: http://candinusantara.com/candi-sumberawan-garden-of-angels/

Di tempat ini juga ada pohon buah majapahit lho! Jadi salah satu bukti kalau Hayam Wuruk pernah singgah kesini. Buat kalian yang senang ke tempat baru, jangan pernah usil ya baik mulut ataupun tangan. Karena memang bukan itu tujuan kita datang ke tempat ini kan? Lestarikan tempat bersejarah dan cagar budaya, karena inilah kekayaan milik kita yang sesungguhnya. Jangan suka nyoret “alay pernah kesini” karena gak ada gunanya, mending lo foto yang kece, dan lo pamerin deh di sosmed biar temen-temen lo pada ngiri dan ngajak lo buat nemenin kesini lagi. Oke? Bye!

(*) sumber: http://www.eastjava.com/tourism/malang/ina/sumberawan-temple.html

One Comment Add yours

Leave a comment