Kisah Mimpi yang Jadi Nyata di Madakaripura

Menjadi apapun yang kau inginkan
Karena mimpi takkan berlari
— Endah N Rhesa

Banyak hal yang bisa kita dapat dari perjalanan. Tak hanya kisah menarik dan pelajaran hidup yang berharga, tapi juga tentang impian. Impian yang kadang kala menurut kita yang terbaik tapi ternyata tak bisa jadi nyata. Dan perjalanan membuat kita belajar untuk tetap tenang karena mimpi itu hanya tertunda, dan akan ada impian lain yg jadi nyata. Karena mimpi takkan berlari..

Seperti hari itu, impian gw untuk menginjakkan kaki di salah satu dari dua keajaiban blue fire yang ada di dunia kandas begitu saja karena tak dapat izin dari seluruh keluarga. Ya, gw dan beberapa sepupu memang sudah lama merencanakan untuk berpetualang bersama menuju puncak kawah ijen di Banyuwangi. Sehari sebelum keberangkatan, kami sudah kumpul di Surabaya. Tapi ternyata saat para orang tua kami tau, kemana kami akan pergi, mereka sepakat untuk berkata tidak, demi alasan keselamatan yang ahhh entahlah yang bisa kami lakukan hanya menurut. Oke, grup WA kami ganti nama dari “ayoo ijen yok” jadi “gak boleh ke gunung”, sedih tapi mau gimana lagi šŸ˜¦

wa.jpg

Liburan batal, impian kandas, bukan waktunya bersedih, mari kita rencanakan kembali! Dan plan kami pun tertuju pada satu daerah yang emang tertimbun di dasar bucket list, ayo kita ke madakaripura geeeengss!

YDXJ1363.jpg
Pasukan berkurang setengah, gapapa dah yang penting cus!

Sebenarnya sudah lama sekali kami ingin main ke air terjun indah yang tersembunyi di Dusun Branggah, Kabupaten Probolinggo ini. Saking lamanya sampai mendem di dasar dreamlist, sampe lupa kalo pernah punya impian “ujan-ujanan di air terjun tertinggi di Pulau Jawa” ini. But that day, tempat-impianku-dari-beberapa-tahun-lalu bisa dijamah juga!

Air terjun madakaripura ternyata tak hanya jadi lokasi dreamcometrue gw, tapi juga terjadi pada sang pemilik wilayah ini, Sang Mahapatih Gajah Mada. Menurut kisah, tanah wilayah ini diberikan oleh Raja Majapahit kepadanya sebagai hadiah atas kerja kerasnya dalam menjaga Kerajaan Majapahit dari ancaman musuh dan juga kegigihan upaya dalam merealisasikan penyatuan Nusantara yang berawal dari impiannya yang tertuang dalam Sumpah Palapa. Sumpah yang diucapkannya saat diangkat menjadi Patih Amangkubhumi Majapahit di tahun 1258 saka.

Sumpah Palapa
Sira Gajah Mada pepatih amungkubumi tan ayun amukti palapa, sira Gajah Mada: Lamun huwus kalah nusantara ingsun amukti palapa, lamun kalah ring Gurun, ring Seram, TaƱjungpura, ring Haru, ring Pahang, Dompu, ring Bali, Sunda, Palembang, Tumasik, samana ingsun amukti palapa.

Berarti :
Seorang Gajah Mada tidak akan pernah memakan buah palapa (kemewahan dunia) sebelum berhasil mempersatukan bumi pertiwi (Nusantara), yang masih dalam keadaan terpecah belah dalam Kerajaan Gurun, Seram, Tanjung Pura, Haru, Pahang, Dompo, Bali, Sunda, Palembang, dan Tumasik.

Setelah perjalanan panjang mempersatukan nusantara dibawah naungan Kerajaan Majapahit, Gajah Mada mengundurkan diri dan memilih mengasingkan diri ke Madakaripura ini. Beliau juga memilih tempat ini sebagai tempat pertapaan sampai akhirnya moksa (sebuah kondisi, ketika seseorang pergi meninggalkan dunia bersama raganya dan lepas dari ikatan duniawi dan putaran reinkarnasi) menuju nirwana. Nama madakaripura sendiri memiliki arti tempat tinggal terakhir, dimana tempat ini memang dikenal sebagai tempat semedi dan memiliki daya magis yang tinggi sehingga disebut-sebut sebagai salah satu jembatan spiritual untuk menggapai sisi dunia yang lain. Kisah-kisah ini masih mitos sih, tapi karena latar belakang sejarah yang begitu kental, dibuatlah arca Gajah Mada di pintu masuk yang akan menyapa para pengunjung yang datang kesini.

YDXJ1458.jpg

Di luar kisah mitos-mitos ini, madakaripura emang layak banget masuk dalam dreamlist lo. Keindahan air terjun dengan tinggi sekitar 200 meter ini emang magis banget. Berbentuk ceruk yang dikelilingi oleh bukit pohon menjalar yang selalu meneteskan air di seluruh tebingnya, madakaripura bikin siapapun yang datang kesini terpesona. Tetesan air disini seger banget dan terus mengucur kayak hujan gerimis, gak salah kalau gw tulis “main ujan-ujanan” sebagai tujuan kedatangan gw kesini. Bahkan kadang kalau cuaca cerah dan banyak cahaya matahari yang masuk, kita bisa lihat pelangi lho. Kayak yang gw alami waktu kesini, meski pelanginya gak begitu besar sih.

DCIM100MEDIADCIM100MEDIADCIM100MEDIA

Kalau dulu, kata naya, buat datang kesini aksesnya agak susah karena harus nyisirin sungai berbatu yang cukup jauh. Makin parah kalau lagi musim hujan, karena debit airnya makin deras. Tapi kalau sekarang, gak perlu lagi repot-repot lewat sungai, karena udah ada jalur khusus di sisi pinggir sungai ini yang bisa kita lewatin dengan santainya. Disaranin sih buat yang mau berkunjung supaya pulang jangan terlalu sore karena kalau sedang hujan, debit airnya akan mempersulit kita keluar dari wilayah air terjunnya. Emang agak susah sih dan hati-hati kalau kesini, banyak banget batu, dan rata-rata berlumut juga. Buat naik ke air terjun yang paling ujung, kita juga harus manjat dinding batu dulu gitu. Kalau lagi jalan juga kudu fokus, kalau nggak nanti bisa kepleset kayak gw kemaren, hehe. Seru banget lah pokoknya main kesini, ala ala jejak petualang gitu, hahha šŸ˜€

Oh iya, hampir mirip dengan lokasi air terjun lain yang ada di Pulau Jawa lain, di Madakaripura ini juga ada warung-warung tenda di deket arah masuk air terjunnya. Kalian bisa nyamil gorengan anget (seringnya sih udah adem kena angin gunung), minum teh/kopi/jeruk anget, pesen indomie atau popmie anget, mayan lah buat angetin badan abis main ujan-ujanan. Harganya juga masih normal kok. Selain itu disini kalian juga bisa pakai jasa titip barang dan sewa jas ujan/payung, oh bisa sama beli sandal juga.

Kalau mau main kesini naik kendaraan umum, paling enak dari Terminal Probolinggo, dari sana bisa naik angkutan umum jurusan Lumbang –  Bromo dan turun di Pasar Lumbang. Dari situ bisa lanjut naik ojek menuju lokasi Madakaripura ini. Buat perkiraan harganya, kurang paham sih, tapi menurut beberapa sumber angkutan dari probolinggo ke lumbang itu sekitar Rp5.000 dan biaya ojeknya sekitar Rp10.000 aja.

Beberapa tips nih kalau mau kesini :

  • Bawa waterproof, entah itu tas, entah itu jam tangan, entah itu kamera, ataupun case buat kamera/hape lo. Jelas lah ya, kucuran air yang kayak ujan disini pasti bikin segala apa yang lo bawa bakal basah, jadi jangan lupa persiapan ini. Poto pake DSLR emang keren, tapi kalo lensa lo sampe kena air kan berabe juga. HP lo belum waterproof, tapi pengen dibawa karena kameranya bagus, jangan lupa casenya ya. Atau kalau mau lebih aman, bawa barang-barang lo dalam dry bag aja. Di TRAVELSTUFFS.ID jual kok case waterproof yang lo butuhin, murah-murah lagi.
  • Sedia jas ujan sendiri kalau gak mau basah-basahan, atau bawa baju ganti kalau mau main ujan-ujanan kayak gw. Sebenernya agak kurang asik sih kalau lo kesini gak main air, lagian di deket pintu masuk juga ada kamar mandi buat ganti baju kok, jadi gak perlu khawatir pulang dengan baju basah.
  • Pakai sandal gunung atau sandal yang nyaman, kalau perlu nyeker aja sekalian. Pokoknya jangan berpikir pakai sepatu kets apalagi pakai heels deh ketempat ini, bakalan salah kostum banget!
  • Datang bukan waktu musim hujan jauh lebih baik. Selain daerah ini wilayah longsor, main kesini pas musim hujan juga kurang seru dan ribet, karena selain airnya jadi coklat, perjalanan menuju ke tempat ini jadi lebih sulit juga.
  • Disini ada jasa guide, kalau mau pakai jasa mereka, tanya dulu biaya jasa mereka biar tau dan ada kesepakatan yang jelas.
  • Kalau bawa kendaraan pribadi, kita akan kena semacam scam “pencucian kendaraan”. Jadi motor/mobil yang kita parkir akan otomatis dicuci saat kita parkir, yah mau gamau kita harus bayar, maklumi aja ya, tapi jangan mau bayar terlalu mahal, dinego aja sampai harga pantas.
  • Selalu jadi responsible traveler  ya guys. Tempat wisata ini kekayaan yang kita miliki bersama, jadi kewajiban kita buat tetap menjaganya. Tangan jangan jahil, jangan pernah terpikir buat buang sampah sembarangan, mulut juga selalu terkontrol, patuhi segala peraturan dari pengelola.

Biaya-biaya di Madakaripura :

  • Tiket masuk Rp 5.000
  • Parkir motor Rp 3.000
  • Parkir mobil Rp 5.000
  • Sewa jas Rp 10.000
  • Sewa payung Rp 5.000
  • Harga sandal Rp 15.000
  • Jasa guide maksimal Rp 50.000
  • Makanan di warung Rp 500 – Rp 10.000

 

2 Comments Add yours

  1. winnymarlina says:

    seru aku juga pengen kesana tp waktunya itu hiks

    Like

    1. mampir sini pas lagi main ke bromo aja kak, gak jauh kok, dan biasanya asa paketannya gitu dari trip

      Like

Leave a comment